Rabu, 22 Agustus 2012

Mempercepat Koneksi Internet

Sering kali peselancar internet mengeluhkan bahwa kecepatan akses datanya lambat, apalagi kalau digunakan untuk melakukan proses download. Proses download sangat dipengaruhi oleh kecepatan bandwidth. Jadi semakin besar bandwidth yang ada, semakin cepat proses downloadnya. Berikut ini ada tips untuk mempercepat koneksi internet.


Tips mempercepat koneksi internet:
-Pada windows explorer, klik Start, Run, ketik: gpedit.msc
-Akan muncul jendela group policy.
-Pada Local Computer Policy, pilih: Computer Configuration -> Administrative Templates,Network-> QOS Packet Scheduler-> dobel klik limit Reservable Bandwidth.
-Pilih menu “Setting” dan “Explain”
-Ubah menu bandwidth limit menjadi “enable”, dan isikan pada bandwith limitnya: 0. Klik Ok jika sudah selesai.

Secara Default Windows melakukan pembatasan bandwith yaitu 20 persen untuk koneksi dan ketika nilainya diubah menjadi 0, maka batasan bandwidth tidak ada.

Keterangan lengkap tentang pembatasan bandwidth ini dapat dilihat pada menu “Explain” (sebelah “setting” td). Jika Proses ini berhasil dilakukan maka bandwidth internet Anda akan bertambah 20 persen.

Senin, 20 Agustus 2012

APLIKASI – APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Latar Belakang

Sejarah perkembangan dunia bisnis menunjukkan bahwa banyak perusahaan dan industri besar yang berawal dari sebuah usaha berskala kecil, didasari oleh jiwa dan semangat kewirausahaan pemilik sekaligus pendirinya. Ketika suatu unit usaha masih berskala kecil, pengelolaan berbagai fungsi operasionalnya masih sangat sederhana. Tempat produksinya masih bersifat home industry, fungsi pemasarannya masih sederhana pula, dengan cara penawaran door to door melalui model promosi “getok tular” (dari mulut-ke-mulut). Begitu pula, pola pengelolaan fungsi keuangannya pun masih konvensional yang hanya meliputi pos pengeluaran dan pos penerimaan saja untuk berbagai jenis transaksi.
Ketika unit usaha tersebut sudah mulai melakukan penjualan dan pembelian secara kredit, maka mulai diadakan pos piutang dan hutang. Begitu pula ketika unit usaha ini mulai memerlukan tambahan modal baru, baik modal perorangan (modal sendiri) maupun modal yang berasal dari pinjaman bank (modal asing), pola pengelolaan fungsi keuangan-nya semakin bertambah rumit, yaitu perlu dibuatnya pos pencatatan modal. Pada tahap ini, penerimaan dan pengeluaran kas mulai digolong-golongkan ke dalam kelompok aliran kas operasional, aliran kas finansial (pendanaan), dan aliran kas investasi. Begitu seterusnya, semakin besar skala suatu unit usaha, akan semakin rumit pula pola pengelolaan keuangan-nya yang memerlukan pengawasan terhadap penerimaan dan pengeluaran uang melalui  pencatatan secara tertib dan teratur menurut suatu sistem tertentu yang disebut dengan sistem akuntansi.
Sistem akuntansi pada dasarnya dibuat untuk mengendalikan penerimaan dan pengeluaran, serta menyajikan laporan keuangan yang lengkap, akurat, dan terkini. Mengingat bahwa pelatihan ini diberikan kepada para wirausahawan pemula, maka makalah ini hanya akan memaparkan sistem akuntansi secara umum. Dengan bekal sistem akuntansi yang masih bersifat umum ini, diharapkan para peserta pelatihan sudah mulai dapat mengkompilasi bukti-bukti transaksi melalui suatu proses pencatatan, penjurnalan, pembukuan, dan pelaporan hingga menghasilkan output yang dikenal sebagai laporan keuangan.

Siklus Pendapatan

Siklus Pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang ,baik secara tunai maupun kredit, return penjualan,  dan penghapusan piutang.
1.      penjualan barang secara tunai yaitu transaksi penjualan yang barangnya diserahkan oleh fungsi pengiriman kepada pembeli jika fungsi penerimaan kas telah menerima uang dari pembeli.
2.      penjualan barang secara kredit yaitu transaksi penjualan yang order dari pembeli telah dipenuhi dengan pengiriman barang untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pembeli.
3.      return penjualan yaitu pengembalian barang yang dilakukan pembeli kepada penjual karena order tidak sesuai dengan yang diinginkan maka pendapatan dapat berkurang.
4.      penghapusan piutang yaitu suatu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menhapus piutang karena pembeli tidak mampu melunasi utangnya sehingga mengurangi pendapatan. Misalnya : pembeli sakit jiwa(gila),meninggal dunia.

Sistem Akuntansi Dalam Siklus Pendapatan
            Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi berikut ini :
1.      Sistem penjualan tunai, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini :
a.       Prosedur order penjualan
b.      Prosedur penerimaan kas
c.       Prosedur penyerahan barang
d.      Prosedur pencatatan penerimaan kas
e.       Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai
f.       Prosedur pencatatan harga pokok produk barang jadi yang dijual
2.      Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini :
a.       Prosedur order penjualan
b.      Prosedur persetujuan kredit
c.       Prosedur pengiriman barang
d.      Prosedur pencatatan piutang
e.       Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit
f.       Prosedur pencatatan harga pokok produk barang jadi yang dijual
3.      Sistem return penjualan, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini :
a.       Prosedur penerimaan barang
b.      Prosedur pencatatn piutang
c.       Prosedur pencatatan return penjualan
4.      Sistem penghapusan piutang, yang terdiri dari beberapa prosedur berikut ini :
a.       Prosedur pembuatan bukti memorial
b.      Prosedur pencatatan piutang

Unit organisasi yang terkait
            Dalam struktur organisasi mempunyai berbagai fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan berada di tangan unit organisasi berikut ini :

Fungsi
Nama Unit Organisasi Pemegang Fungsi
  1. fungsi penjualan
  2. fungsi pemberi otorisasi kredit
  3. fungsi penyimpanan barang
  4. fungsi pengiriman barang
  5. fungsi penagihan
  6. fungsi pencatatan piutang
  7. fungsi akuntansi biaya
  8. fungsi akuntansi keuangan
  9. fungsi penerimaan barang
  10. fungsi penerimaan kas
Bagian order penjualan
Bagian kredit
Bagian gudang
Bagian pengiriman
Bagian penagihan
Bagian piutang
Bagian kartu persediaan dan kartu biaya
Bagian jurnal, buku besar dan laporan
Bagian penerimaan barang
Bagian kasa
            Fungsi tiap unit organisasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Bagian order penjualan :
a.       Sistem penjualan kredit berfungsi menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pembeli untuk menambah informasi yang belum ada dalam surat order tersebut (spesifi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang yang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.
b.      Membuat “Back Order” pada saat diketahui tidak tersedianya barang persediaan untuk memenuhi order pembeli dan memo kredit untuk return penjualan.
c.       Sistem penjualan tunai berfungsi untuk membuat faktur penjualan tunai yang memungkinkan bagian kasa menerima kas dari pembeli dan yang merupakan perintah kepada bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli.
2.      Bagian kredit : meneliti status kredit pembeli dan memberikan otorisasi pembelian kredit kepada pembeli juga sebagai pembuat memorial atas dasar surat keputusan direktur keuangan untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih.
3.      bagian gudang : menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli serta menyerahkan barang kepada bagian pengiriman.
4.      bagian pengiriman :  
system penjualan kredit berfungsi untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang didapatkanyan dari bagian order penjualan.
System penjualan tunai berfungsi utuk menyerahkan barang kepada pembeli yang telah melunasi harga barang.
Mengirimkan kembali barang yang telah dibeli perusahaan kepada pemasokdalam transaksi return pembelian
5.      bagian penagihan : berfungsi membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pembeli, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan encatatan transaksi penjualan oleh bagian piutang
6.      bagian piutang : berfungsi untuk mencatatan piutang yang timbul dari transaksi penjuualan kredit, mencatatan berkurangnya piutang karena transaksi return penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan piutang yang tidak tertagih, dan membuat pernyataan piutang kepada pembeli.
7.      bagian kartu persediaan dan kartu biaya berfungsi untuk mencatat harga pokok produk jadi yangb dijual dalam kartu persediaan dan mencatat harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dalam transaksi return penjualan
8.      bagian jurnal, buku besar, dan laporan berfunsi mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan tunai dalam jurnal penjualan , dan transaksi return penjualan, dan penghapusan piutang dalam jurnal umum.
9.      bagian penerimaan berfungsi menerima barang, baik yang berasal dari transaksi pembelian maupun yang berasal dari transasksi return penjualan.
10.  bagian kasa berfungsi menerima kas dari pembeli, dan menyetorkannya ke bank.




Dokumen

            Dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan dibagi menjadi dua golongan : dokumen sumber (source documents) yaitu dokumen yang dipekai sebagai dasar pencatatan ke dalam catatan akuntansi, dan dokumen pendukung(corrorating documents atau dokumen penguat) yaitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi.
            Surat order pengiriman merupakan dokumen penting untuk memproses penjualan kredit kepada pembeli : berbagai tembusan surat  order pengiriman terdiri dari :
1.      surat order pengiriman yaitu dokumen yang merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada bagian pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut.
2.      tembusan kredit (credit copy) yaitu merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh status kredit pembeli dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dar I bagian kredit.
3.      surat pengakuan (acknowledgement copy) yaitu dokumen yang dikirimkan oleh bagian order penjualan kepada pembeli untuk memberitahuakan bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.
4.      surat muat (bill of lading) yaitu dokumen yang digunakan untuk bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.surat muat ini biasanya dibuat rangkap 3 lembar, 2 lembar untuk perusahaan angkutan umum dan 1 lembar disimpan oleh perusahaan setelah ditanda tangani oleh wakil perusahaan anglkutan umum.
5.      slip pembungkus (packing slip) yaitu dokumen yang ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan bagian penerimaan pembeli mengidentifikasi barang – barang yang diterimanya.
6.      tembusan gudang (werehouse copy) yaitu tembusan surat order pengiriman yang dikirim kebagian gudang  untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang yang tercantum didalamnya.
7.      arsip pengawasan pengiriman (sales order follow-up copy) yaitu tembusan surat order pengiriman yang diarsip oleh bagian order penjualan menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan.
8.      arsip indek silang (cross-index file copy) yaitu tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabet menurut nama pembeli untuk memudahkan menjawab pertanyaan – pertanyaan dari pembeli mengenai status pesanannya.

Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusan faktur penjualan terdiri dari :
1.      faktur penjualan (customer copyes) yaitu dokumen yang merupakan sumber pertama yang dikirim kepada pembeli dan jumlahnya tergantung dari permintaan pembeli.
2.      tembusan piutang (account receivable copy) yaitu merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan ke bagian piutang sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.
3.      tembusan jurnal penjualan (sale journal copy) yaitu merupakan tembusan yang di kirimkan ke bagian jurnal, buku besar, laporan sebagai dasar untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.
4.      tembusan analisis (analisis copy) yaitu merupakan tembusan yang dikirim kebagian kartu persediaan dan kartu biaya sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi pramuniaga(salesperson).
5.      tembusan pramuniaga (salesperson copy) yaitu tembusan yang dikirimkan kepada pramuniaga untuk memberitahu bahwa order dari pembeli yang lewat ditangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkan dirinya untuk menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.

Dalam transaksi penjualan tunai, dokumen – dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.      faktur penjualan tunai yaitu dokumen yang digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan penerimaan kas dari penjualan tunai kedalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
2.      pita register kas yaitu dokumen yang dihasilkan bagian kasa dengan menggunakan mesin register kas.
3.      bukti setor bank yaitu dokumen yang merupakan bukti telah disetorkannya cek atau uang tunai ke bank oleh bagian kasa.

Dalam transaksi return penjualan,dokumen yang digunakan adalah :
1.      memo kredit yaitu dokumen yang dibuat oleh bagian penjualan untuk memberikan otorisasi kepada bagian penerimaan untuk menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli.
2.      laporan penerimaan kas yaitu dokumen yang dibuat oleh bagian penerimaan sebagai bukti telah diterimanya kembali barang yang telah dijual dalam transaksi return penjualan.

Dalam transaksi penghapusan piutang, dokumen yang digunakan adalah :
1.      bukti memorial yaitu dokumen yang dimuat oleh bagian kredit sebagai perintah kepada bagian piutang mengedit kartu piutang dengan adanya penghapusan piutang kepada pembeli tertentu.
2.      surat keputusan direktur keuangan tentang penghapusan piutang yaitu surat otorisasi penghapusan piutang dari pejabat yang tinggi wewenangnya yaitu direktur keuangan maupun dari dewan komisaris.

Catatan akuntansi

Catatan akuntansi beserta fungsinya yang digunakan dalam siklus pendapatan adalah :
1.      jurnal penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan tunai berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan tunai dan faktur penjualan kredit. Rekening yang didebit dikredit adalah :
piutang dagang                                               xx
penjualan tunai                                                xx
            hasil penjualan                                                                         xx
2.      jurnal penerimaan kas yaitu catatan yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan tunai. Rekening yang didebit dan dikredit adalah :
kas                                                                   xx
            penjualan tunai                                                                        xx
3.      jurnal umum yaitu catatan yang digunakan untuk mencatat transaksi return penjualan berdasarkan dokumen memo kredit, transaksi penghapusan hutang dan pencatatan harga pokok produk yang dijual berdasarkan dokumen bukti memorial.
Rekening yang didebit dan dikredit dalam pencatatan transaksi return penjualan adalah :
hasil penjualan                                     xx
piutang dagang                                                                       xx
Rekening yang didebit dan dikredit dalam pencatatan harga pokok produk yang dijual adalah
            Harga pokok penjualan                                   xx
                        Persediaan produk jadi                                                           xx
Rekening yang didebit dan dikredit dalam pencatatan penghapusan piutan adalah :
            Cadangan kerugian piutang                            xx
                        Piutang dagang                                                                       xx
4.      kartu piutang yaitu catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada pembeli tertentu berdasarkan sumber faktur penjualan.
5.      kartu persediaan yaitu catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.

Buku besar . Rekening buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah :
a.       kas
b.      piutang dagang
c.       persediaan produk jadi
d.      hasil penjualan
e.       penjualan tunai
f.       harga pokok penjualan
g.      cadangan kerugian piutang.

Cara Membuat Box Untuk Tukar Link

Cara ini sangat sederhana sekali,anda tinggal menempatkan kode yang nanti saya berikan,kedalam New Gadget pada Blog anda.Pertama,copy kode berikut ini:


<textarea rows="3" cols="17" style="width: 245px; height: 83px; color: Black; background-color: white;" readonly="readonly">&lt;a href="http://brutality.blogspot.com/" target="_blank" title="Brutality"&lt;/a&gt;</textarea>

Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional


Secara umum manajer menengah (middle manager) adalah lapisan manajerial di dalam organisasi perusahaan yang berada di bawah manajer puncak tapi di atas penyelia (supervisor) dan tenaga profesional. Karena posisi yang demikian maka menurut teori fungsi mereka amat penting, yakni sebagai jembatan antara manajemen puncak yang membuat keputusan strategis dengan jaringan operasional di bawahnya.

Itulah sebabnya, manajer menengah memiliki peran yang cukup penting. Sebab para manajer menengahlah yang menjadikan keputusan strategi penentu kebijakan disuatu organisasi bisnis bisa dilaksanakan sesuai dengan capaian yang telah ditetapkan. Selain itu, mereka juga memberikan masukan puncak sebelum menyusun keputusan strategis.

Berdasarkan posisinya itulah, manajer menengah juga berperan sebagai sumber informasi primer bagi manajemen puncak. Terutama menyangkut informasi tentang perusahaan. Atas dasar ini pula, masih menurut Hady, maka peran manajer menengah tak bisa dihilangkan meski informasi telah berkembang menjadi sedemikian canggih.

Kehadiran manajer menengah biasa terdapat di perusahaan yang telah berkembang menjadi besar. Sebab pada tingkat perkembangan tertentu manajer puncak tidak akan mampu menanggung lagi beban pekerjaan. Definisi ini mungkin agak kurang pas karena perusahaan tidak berkembang tunggal tapi ada yang juga beranak pinak, sehingga pengertian manajer menengah tidak sekadar menggantikan manajer puncak.

Seperti terjadi di sebuah kelompok usaha yang punya perusahaan afiliasi, seorang direktur di anak perusahaan atau startegic business unit (SBU) juga disebut manajer menengah. Begitupun dengan direktur yang hanya membawahkan beberapa perusahaan dalam satu divisi biasa disetarakan dengan sebutan manajer menengah.

Masih berkaitan dengan posisinya yang 'terjepit' diantara karyawan dengan pimpinan puncak, seorang manajer menengah mesti memiliki wawasan maupun pengetahuan yang luas, disamping kemampuan manajerial.

Sebagai sumberdaya manusia dengan kualifikasi sebagai pemimpin, sehingga perlu dimaksimalkan. Kalau mereka tak dioptimalkan maka kerja perusahaan menjadi tidak efisien, artinya terjadi biaya mahal dan muaranya konsumen harus membeli 'produk' dengan mahal dan ujungnya lagi harga mahal adalah satu titik pada lemah dalam persaingan.

Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meneguhkan arti penting dan strategisnya peran manajer menengah. Selain semakin menonjolnya peran para manajer, kecenderungan ini juga ditandai oleh berkembangnya organisasi bisnis menjadi organisasi yang pipih katimbang berbentuk kerucut
Peran penting lainnya manajer menengah yang tak bisa dianggap enteng adalah sebagai sumber perubahan. Jika pemimpin puncak lebih berperan menetapkan visi perusahaan, , manajer menengahlah yang justru sebagai pendorong perubahan. ''Tugas mereka ini adalah mengubah mindset (paradigma), behaviour (prilaku) dan skill (keahlian). Inti dari ketiganya adalah keteladanan dari bagaimana menjalankan perubahan,


MOTIVASI
Motivasi sebagai “proses psikologikal yang yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan kearah tujuan tertentu” Motivasi sebagai “kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu” Motivasi adalah “hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan tindakan tertentuTEORI MOTIVASI
Menurut Landy & Becker (1987) teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori kebutuhan (need theory), teori keadilan (equity theory), teori ekpektansi (expectancy theory) dan teori penetapan tujuan (goal-setting theory)
SIFAT-SIFAT MANUSIA
  1. Sebuah fenomin individual-masing-masing individu bersifat unik dan fakta tersebut harus diingat pada riset motivasi.
  2. Motivasi bersifat intensional-apabila seseorang karyawan melaksanakan suatu tundkaan maka hal tersebut disebabkan karena orang tersebut secara sadar telah mimilih tindkaan tersebut.
  3. Motivasi memiliki macam-macam fase-para periset telah menganalisis berbagai macam aspek motivasi dan termasuk didalamnya bagaimana motivasi tersebut ditimbulkan, bagaimana ia diarahkan dan pengaruh apa menyebabkan timbulnya persistensinya dan bagaimana motivasi dapat dihentikan
  4. Tujuan teori motivasi adalah memprediksi prilaku-perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, prialku dan kinerja. Motivasi penebab prialku, andaikata prialku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi (Mitchell, 1982:88)
SEPULUH MOTIVATOR KERJA
  • Pemerkaya jabatan (job enrichment) dan rotasi kerja
  • Partisipasi
  • Manajemen berdasarkan hasil
  • Manajer penggandaan
  • Kekuatan fikiran
  • Hubungan manusia yang realistis
  • Lingkungan kerja dimana pekerjaan dilaksanakan
  • Jam kerja yang fleksibel
  • Kritik efektif
  • Tiada kesalahan sama sekali
MENURUNNYA SEBUAH MOTIVASI
Kekuatan sebuah motivasi cenderung menyusut apabila terpenuhi atau terhalangi dalam pemenuhannya yang antara lain :
  1. Kebutuhan yang sudah dipenuhi, bukan lagi sebuah motivator prilaku
  2. Pemenuhan kebutuhan yang terhalangi akan pencapaian kepuasannya.
  3. disonansi kognitif (motiv yang terhalangi dan prilaku penyeusian yang terus menerus tidak berhasil dapat menyebakan timbulnya bentuk-bentuk prialaku penyesuaian yang tidak rasional)
  4. Frustasi (dihalanginya pencapaian tujuan bisa menyebabkan frustasi dengan prilaku seperti agressi, regresi, fiksasi dan resignasi)
  5. Rasionalisasi (mengemukakan dalih-dalih karena ketidakmampuannya)
  6. Regresi (tidak berprilaku sesuai dengan umur)
  7. Fiksasi (apabila seseorang terus menerus memperlihatkan pola prilaku sama, terus menerus, walaupun pengalaman menunjukan bahwa hal tersebut tdiak memberikan hasil apa-apa)
  8. resignasi/apati (frustasi dalam jangka waktu lama dan kehilangan harapan sehingga menarik diri dari kenyataan.
Fungsi actuating dalam perusahaan
Fungsi fundamental ke tiga dalam perusahaan setelah menata perencanaan dan pengorganisasian adalah bagaimana cara menggerakan manusia secara sukarela untuk melakukan aktiftas personal yang sesuai dengan tujuan perusahaan. "Menggerakan merupakan usaha untuk menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut"
Menurut McGregor berpendpat bahwa ada premis dasar yang merupakan pandangan yang berlawanan dalam bentuk teori x dan teori y dengan Ciri-ciri teori X adalah berasumsi :
  1. kebanyakan pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sedikit mungkin dan mereka umumnya menentang perubahan.
  2. kebanyakan pekerja harus dibujuk, diberikan penghargaan, diuhukum dan diawasi untuk mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.
  3. kebanyakan pekerja ingin diberikn pengarahan oleh seorang manajer formal dan dimana ada kesempatan mereka berusaha untuk menghindri tnggungjawab.

Kepemimpinan Transformasional.
Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional.
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional di definisikan (Bass, 1985), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi (Bass, 1985).
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin politik. Burns, menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai proses yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”, seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, dan bukan di dasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan sosial, atau kebencian (Burns, 1997).
Dengan cara demikian, antar pimpinan dan bawahan terjadi kesamaan persepsi sehingga mereka dapat mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai organisasi. Melalui cara ini, diharapkan akan tumbuh kepercayaan, kebanggan, komitmen, rasa hormat, dan loyal kepada atasan sehingga mereka mampu mengoptimalkan usaha dan kinerja mereka lebih baik dari biasanya. Ringkasnya, pemimpin transformasional berupaya melakukan transforming of visionary menjadi visi bersama sehingga mereka (bawahan plus pemimpin) bekerja untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan. Dengan kata lain, proses transformasional dapat terlihat melalui sejumlah perilaku kepemimpinan seperti ; attributed charisma, idealized influence, inspirational motivation, intelectual stimulation, dan individualized consideration. Secara ringkas perilaku dimaksud adalah sebagai berikut.
Attributed charisma. Bahwa kharisma secara tradisional dipandang sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin kelas dunia. Penelitian membuktikan bahwa kharisma bisa saja dimiliki oleh pimpinan di level bawah dari sebuah organisasi. Pemimpin yang memiliki ciri tersebut, memperlihatkan visi, kemampuan, dan keahliannya serta tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain (masyarakat) daripada kepentingan pribadi. Karena itu, pemimpin kharismatik dijadikan suri tauladan, idola, dan model panutan oleh bawahannya, yaitu idealized influence.
Idealized influence. Pemimpin tipe ini berupaya mempengaruhi bawahannya melalui komunikasi langsung dengan menekankan pentingnya nilai-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan keyakinan, serta memiliki tekad untuk mencapai tujuan dengan senantiasa mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari setiap keputusan yang dibuat. Ia memperlihatkan kepercayaan pada cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai hidupnya. Dampaknya adalah dikagumi, dipercaya, dihargai, dan bawahan berusaha mengindentikkan diri dengannya. Hal ini disebabkan perilaku yang menomorsatukan kebutuhan bawahan, membagi resiko dengan bawahan secara konsisten, dan menghindari penggunaan kuasa untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian, bawahan bertekad dan termotivasi untuk mengoptimalkan usaha dan bekerja ke tujuan bersama.
Inspirational motivation. Pemimpin transformasional bertindak dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan. Bawahan diberi untuk berpartisipasi secara optimal dalam hal gagasan-gagasan, memberi visi mengenai keadaan organisasi masa depan yang menjanjikan harapan yang jelas dan transparan. Pengaruhnya diharapkan dapat meningkatkan semangat kelompok, antusiasisme dan optimisme dikorbankan sehingga harapan-harapan itu menjadi penting dan bernilai bagi mereka dan perlu di realisasikan melalui komitmen yang tinggi.
Intelectual stimulation. Bahwa pemimpin mendorong bawahan untuk memikirkan kembali cara kerja dan mencari cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan tugasnya. Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan menerima dan mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja mereka, mencari cara-cara baru dalam menyelesaikan tugas, dan merasa menemukan cara-cara kerja baru dalam mempercepat tugas-tugas mereka. Pengaruh positif lebih jauh adalah menimbulkan semangat belajar yang tinggi (oleh Peter Senge, hal ini disebut sebagai “learning organization”).
Individualized consideration. Pimpinan memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. Pengaruh terhadap bawahan antara lain, merasa diperhatian dan diperlakukan manusiawi dari atasannya.
Dengan demikian, kelima perilaku tersebut diharapkan mampu berinteraksi mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku bawahan untuk mengoptimalkan usaha dan performance kerja yang lebih memuaskan ke arah tercapainya visi dan misi organisasi.
  1. Kepemimpinan Transaksaksional.
Pengertian kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi di antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila bawahan mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Alasan ini mendorong Burns untuk mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai bentuk hubungan yang mempertukarkan jabatan atau tugas tertentu jika bawahan mampu menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak yang telah mereka setujui bersama.
Menurut Bass (1985), sejumlah langkah dalam proses transaksional yakni; pemimpin transaksional memperkenalkan apa yang diinginkan bawahan dari pekerjaannya dan mencoba memikirkan apa yang akan bawahan peroleh jika hasil kerjanya sesuai dengan transaksi. Pemimpin menjanjikan imbalan bagi usaha yang dicapai, dan pemimpin tanggap terhadap minat pribadi bawahan bila ia merasa puas dengan kinerjanya.
Dengan demikian, proses kepemimpinan transaksional dapat ditunjukkan melalui sejumlah dimensi perilaku kepemimpinan, yakni; contingent reward, active management by exception, dan passive management by exception. Perilaku contingent reward terjadi apabila pimpinan menawarkan dan menyediakan sejumlah imbalan jika hasil kerja bawahan memenuhi kesepakatan. Active management by exception, terjadi jika pimpinan menetapkan sejumlah aturan yang perlu ditaati dan secara ketat ia melakukan kontrol agar bawahan terhindar dari berbagai kesalahan, kegagalan, dan melakukan intervensi dan koreksi untuk perbaikan. Sebaliknya, passive management by exception, memungkinkan pemimpin hanya dapat melakukan intervensi dan koreksi apabila masalahnya makin memburuk atau bertambah serius.
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan utama antara kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat diidentifikasi yakni, bahwa inti teori kepemimpinan transaksional terutama menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan berupa proses transaksi dan pertukaran (exchanges process) yang bersifat ekonomis, sementara teori kepemimpinan transformasional pada hakikatnya menjelaskan proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi. Hal ini bermakna, bahwa pandangan teori kepemimpinan transaksional mendasarkan diri pada pertimbangan ekonomis-rasional, adapun teori kepemimpinan transformasional melandaskan diri pada pertimbangan pemberdayaan potensi manusia. Dengan kata lain, tugas pemimpin transformasional adalah memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan peran karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata.

Minggu, 19 Agustus 2012

E - commerce


Apakah e-commerce (e-dagang)?(what is e-commerce?)

Umumnya orang berfikir e-commerce adalah online shopping - belanja di Web, membeli barang melalui Web. Terus terang Web shopping / online shopping sebetulnya hanya sebagian kecil sekali dari belantara e-commerce. Web shopping yang termasuk di dalamnya transaksi online stok, men-download software langsung dari web sebetulnya menghubungkan bisnis ke konsumen ini hanya sekitar 20% dari total e-commerce, sedang sebagian besar sebetulnya lebih banyak berupa hubungan dagang bisnis ke bisnis yang memudahkan proses pembelian antar perusahaan-perusahaan. Banyak orang berharap supaya dimungkinkan terjadinya transaksi mikro yang memungkinkan orang membayar dalam bentuk recehan, beberapa ribu / ratus rupiah untuk mengakses content atau game di Internet.

Transaksi yang sangat hot di e-commerce untuk barang-barang dagangan di Internet maupun melalui media elektronik lainnya, menurut Simba Information <http://www.simbanet.com/> yang merupakan best seller adalah produk komputer, produk konsumer, buku dan majalah, musik dan produk entertainment (audio, video, TV).

Dari berbagai statistik yang ada tampaknya e-commerce akan semakin marak, terutama di amerika serikat tentunya. International Data Corporation <http://www.idc.com/> memprojeksikan bahwa 46 juta orang amerika akan membeli melalui e-commerce berbagai barang senilai US$ 16 juta di tahun 2001, dan US$54 juta di tahun 2002. Forrester Research <http://www.forrester.com/> memprediksikan sales e-commerce sekitar US$7 juta di tahun 2000. Untuk jangka panjang, Morgan Stanley Dean Witter <http://www.deanwitter.com/> meng-estimasikan penjualan melalui e-commerce pada tahun 2005 antara US$21 juta s/d US$115 juta.
Tentunya bagi Indonesia yang jumlah pengguna Internet-nya masih sedikit belum sebanyak US, kecuali kalau WARNET-WARNET makin marak. Strategi e-commerce akan menjadi lain - tampaknya yang menjadi hot sekarang ini justru situs-situs berita, seperti kompas.com, detik.com. Sebuah permulaan yang baik untuk membangun community yang bukan mustahil berlanjut ke focus groups dan e-commerce bisnis ke bisnis.

OLEH ESTHER DWI MAGFIRAH Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave (1980) telah memprediksikan bahwa di era milenium ketiga, teknologi akan memegang peranan yang signifikan dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern ini akan mengimplikasikan berbagai perubahan dalam kinerja manusia.

 Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconection networking) yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Aplikasi internet saat ini telah memasuki berbagai segmen aktivitas manusia, baik dalam sektor politik, sosial, budaya, maupun ekonomi dan bisnis. Dalam bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis terutama karena kontribusinya terhadap efisiensi. Aktivitas perdagangan melalui media internet ini populer disebut dengan electronic commerce (e-commerce). E-commerce tersebut terbagi atas dua segmen yaitu
1.    Business to business e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha) dan
2.    Business to consumer e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha dengan konsumen).

Di Indonesia, fenomena e-commerce ini sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculmya situs http:// www.sanur.com <http://www.sanur.com/> sebagai toko buku on-line pertama. Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 tersebut mulai  bermunculan berbagai situs yang melakukan e-commerce. Sepanjang tahun 1997-1998 eksistensi e-commerce di Indonesia sedikit terabaikan karena krisis ekonomi namun di tahun 1999 hingga saat ini kembali menjadi fenomena yang menarik perhatian meski tetap terbatas pada minoritas masyarakat Indonesia yang mengenal teknologi. Salah seorang pakar internet Indonesia, Budi Raharjo, menilai bahwa Indonesia memiliki potensi dan prospek yang cukup menjanjikan untuk pengembangan e-commerce.

 Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan e-commerce ini seperti keterbatasan infrastruktur, ketiadaan undang-undang , jaminan keamanan transaksi dan terutama sumber daya manusia bisa diupayakan sekaligus dengan upaya pengembangan pranata e-commerce itu (Info Komputer edisi Oktober 1999: 7). Bagaimanapun, kompetensi teknologi dan manfaat yang diperoleh memang seringkali harus melalui proses yang cukup panjang. Namun mengabaikan pengembangan kemampuan teknologi akan menimbulkan ekses negatif di masa depan. Keterbukaan dan sifat proaktif serta antisipatif merupakan alternatif yang dapat dipilih dalam menghadapi dinamika perkembangan teknologi.

Learning by doing adalah alternatif terbaik untuk menghadapi fenomena e-commerce karena mau tak mau Indonesia sudah menjadi bagian dari pasar e-commerce global. Meski belum sempurna , segala sarana dan pra-sarana yang tersedia dapat dimanfaatkan sambil terus direvisi selaras dengan perkembangan mutakhir. Dalam bidang hukum misalnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang mengakomodasi perkembangan e-commerce. Padahal pranata hukum merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Dengan tiadanya regulasi khusus yang mengatur perjanjian virtual, maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet tersebut akan diatur oleh hukum perjanjian non elektronik yang berlaku. Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUHPerd. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka.

Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Didalam hukum perikatan Indonesia dikenal apa yang disebut ketentuan hukum pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia untuk dipergunakan oleh para pihak yang membuat perjanjian apabila ternyata perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu hal ternyata kurang lengkap atau belum mengatur sesuatu hal. Ketentuan hukum pelengkap itu terdiri dari ketentuan umum dan ketentuan khusus untuk jenis perjanjian tertentu.

Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUHPerd, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerd berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut. Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-commerce merupakan model perjanjian jual-beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual-beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce.

Oleh karena itu perlu analisis apakah ketentuan hukum yang ada dalam KUHPerd dan KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan hakekat e-commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-commerce.

Beberapa Istilah yang perlu diketahui dalam E-commerce, diantara-nya adalah:
1.    Digital atau electronic cash : juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan untuk beberapa pola / metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer yang lain. Nomor tersebut, seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh sebuah bank dan merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan yang dibawa oleh digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti uang cash biasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara e-cash dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di PC Webopaedia <http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm>.
2.    Digital money : adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme pembayaran elektronik di Internet. Yahoo <http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/>
Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ <http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/> mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.
3.    Disintermediation : adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada saat perusahaan yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional – seperti toko dan jasa mail order – akan kehilangan pekerjaan.
4.    Electronic checks : pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash <http://www.cybercash.com/>, sistem check elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check di bank pelanggan untuk membayar PAM atau telepon.
5.    Electronic wallet : Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet <http://www.cybercash.com/>, akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut. Jika anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet, maka pada saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic wallet. Vendor browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.
6.    Extranet : adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk mengembangkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan menyambungkan semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran.
7.    Micropaymet : transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat revolusi di dunia e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone <http://espn.sportszone.com/> menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1 untuk mengaskses situs mereka selama satu hari – tanpa perlu membayar penuh langganan bulanan. Kenyataan di lapangan sebagian besar pelanggan yang potensial tidak terlalu bersedia untuk bermain-main dengan micropayment.

Beberapa permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-commerce, antara lain:
1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet;
2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum ;
3. Obyek transaksi yang diperjualbelikan;
4. Mekanisme peralihan hak;
5. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan, internet service provider (ISP), dan lain-lain;
6. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti .
7. Mekanisme penyelesaian sengketa;
8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.

Sebagai fenomena yang relatif baru, bertransaksi bisnis melalui internet memang menawarkan kemudahan . Namun memanfaatkan internet sebagai fondasi aktivitas bisnis memerlukan tindakan terencana agar berbagai implikasi yang menyertainya dapat dikenali dan diatasi. E-commerce terdiri dari dua kategori business to business e-commerce dan business to consumer e-commerce. § Business to consumer e-commerce berhubungan dengan customer life cycle dari awareness sebuah produk pada prospek costumer sampai dengan order dan pembayaran atau juga sampai dengan pelayanan dan dukungan kepada customer.

Alat yang digunakan dalam cycle ini adalah business to customer web site. § Business to business e-commerce melibatkan cycle dari awareness, riset produk, pembandingan, pemilihan supplier sourching, transaksi fulfillment, post sales support.

Alat yang berperan adalah EDI, dan business to business web site (Komputer No. 175 edisi Juli 2000: 4). Implementasi e-commerce secara efektif adalah mentransformasikan paradigma perdagangan fisik ke perdagangan virtual, yang memangkas middle man dan lebih menekankan kepada nilai kolaborasi melalui networking antara supplier, retailler, konsumen, bank, transportasi, asuransi, dan pihak terkait lainnya (Utoyo, 1999: 5). Segmen business to business e-commerce memang lebih mendominasi pasar karena nilai transaksinya yang tinggi, namun level business to consumer e-commerce juga memiliki mangsa pasar tersendiri yang potensial.

Di samping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis.
Beberapa standar yang sering digunakan adalah:
1.    Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate web site.
2.    Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI <http://www.openbuy.org/> didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.
3.    Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom.
4.    Open Profiling Standard (OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly <http://www.firefly.com/>. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb.
5.    Secure Socket Layer (SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public domain.
6.    Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan di Asia.
7.    Truste <http://www.truste.org/> adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.
 Dalam business to consumer e-commerce, konsumen memiliki bargaining position yang lebih baik dibanding dengan perdagangan konvensional karena konsumen memperoleh informasi yang beragam dan mendetail. Melalui internet konsumen dapat memperoleh aneka informasi barang dan jasa dari berbagai toko dalam berbagai variasi merek lengkap dengan spesifikasi harga, cara pembayaran, cara pengiriman, bahkan beberapa toko juga memberikan fasilitas pelayanan track and trace yang memungkinkan konsumen untuk melacak tahap pengiriman barang yang dipesannya. Kondisi tersebut memberi banyak manfaat bagi konsumen karena kebutuhan akan barang dan jasa yang diinginkan dapat terpenuhi.

Selain itu juga terbuka kesempatan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan finansial konsumen dalam waktu yang relatif efisien. Namun demikian, e-commerce juga memiliki kelemahan. Dengan metode transaksi elektronik yang tidak mempertemukan pelaku usaha dan konsumen secara langsung dan tidak melihat secara langsung barang yang diinginkan bisa menimbulkan permasalahan yang merugikan konsumen. Sebagai contoh adalah ketidaksesuaian jenis dan kualitas barang yang dijanjikan, ketidaktepatan waktu pengiriman barang atau ketidakamanan transaksi. Faktor keamanan transaksi seperti keamanan metode pembayaran merupakan salah satu hal urgen bagi konsumen.

Masalah – masalah yang timbul dalam e-commerce yang berkaitan dengan keamanan transaksi yaitu
1.    Pembajakan kartu kredit,
2.    Stock exchange fraud,
3.    Banking fraud,
4.    Hak atas kekayaan intelektual,
5.    Akses ilegal ke system informasi (hacking) perusakan web site sampai dengan pencurian data.

Beragam kasus-kasus yang muncul berkaitan dengan pelaksanaan transaksi terutama faktor keamanan dalam e-commerce ini tentu sangat riskan bagi para pihak terutama konsumen. Padahal jaminan keamanan transaksi e-commerce sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Apabila hal tersebut terabaikan maka bisa dipastikan akan terjadi pergeseran efektivitas transaksi e-commerce dari falsafah efisiensi menuju arah ketidakpastian yang akan menghambat upaya pengembangan pranata e-commerce.

Sehingga muncul beberapa penghalang untuk melakukan e-commerce diantaranya :
1.    Para pembeli / pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.
2.    Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit,
3.    Rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka,
4.    Kinerja jaringan yang kurang baik.
5.    Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu,
6.    Ketakut nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.

Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet <http://www.commerce.net/> meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.

Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.

Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis.

Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, "E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had."
Di media massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan tetapi umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh lebih aman daripada di dunia biasa.
Keamanan E - commerce
Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menghandle nomor kartu kredit tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi dengan cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server perusahaan. Untuk merchants, e-commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko karena meminimalkan kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling berat adalah meyakinkan para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.
Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu mempercayai-nya, tapi para pakar e-commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar menggunakan kartu kredit di toko, di restauran, di glodok, di mangga dua atau melalui telepon 800 – setiap kali anda membuang resi pembelian kartu kredit – anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit tersebut untuk dicuri.
Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL) <http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html>, sebuah protokol yang akan mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda enkripsi yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.
Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET) <http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html>. SET akan mengenkode nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet – yang hanya dapat membaca nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit – artinya pegawai vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin.
Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa menggaransi proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet dompet anda di toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat biasa.

 Di Indonesia, perlindungan hak-hak konsumen dalam e-commerce masih rentan. Undang-undang Perlindungan Konsumen yang berlaku sejak tahun 2000 memang telah mengatur hak dan kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang tepat untuk diterapkan dalam e-commerce. Karakteristik yang berbeda dalam sistem perdagangan melalui internet tidak cukup tercover dalam UUPK tersebut. Untuk itu perlu dibuat peraturan hukum mengenai cyberlaw termasuk didalamnya tentang e-commerce agar hak-hak konsumen sebagai pengguna internet khususnya dalam melakukan transaksi e-commerce dapat terjamin.