Sering kali peselancar internet mengeluhkan bahwa kecepatan akses datanya lambat, apalagi kalau digunakan untuk melakukan proses download. Proses download sangat dipengaruhi oleh kecepatan bandwidth. Jadi semakin besar bandwidth yang ada, semakin cepat proses downloadnya. Berikut ini ada tips untuk mempercepat koneksi internet.
Tips mempercepat koneksi internet:
-Pada windows explorer, klik Start, Run, ketik: gpedit.msc
-Akan muncul jendela group policy.
-Pada Local Computer Policy, pilih: Computer Configuration -> Administrative Templates,Network-> QOS Packet Scheduler-> dobel klik limit Reservable Bandwidth.
-Pilih menu “Setting” dan “Explain”
-Ubah menu bandwidth limit menjadi “enable”, dan isikan pada bandwith limitnya: 0. Klik Ok jika sudah selesai.
Secara Default Windows melakukan pembatasan bandwith yaitu 20 persen untuk koneksi dan ketika nilainya diubah menjadi 0, maka batasan bandwidth tidak ada.
Keterangan lengkap tentang pembatasan bandwidth ini dapat dilihat pada menu “Explain” (sebelah “setting” td). Jika Proses ini berhasil dilakukan maka bandwidth internet Anda akan bertambah 20 persen.
Rabu, 22 Agustus 2012
Senin, 20 Agustus 2012
APLIKASI – APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Latar Belakang
Sejarah
perkembangan dunia bisnis menunjukkan bahwa banyak perusahaan dan industri
besar yang berawal dari sebuah usaha berskala kecil, didasari oleh jiwa dan
semangat kewirausahaan pemilik sekaligus pendirinya. Ketika suatu unit usaha
masih berskala kecil, pengelolaan berbagai fungsi operasionalnya masih sangat
sederhana. Tempat produksinya masih bersifat home industry, fungsi pemasarannya
masih sederhana pula, dengan cara penawaran door to door melalui model promosi
“getok tular” (dari mulut-ke-mulut). Begitu pula, pola pengelolaan fungsi
keuangannya pun masih konvensional yang hanya meliputi pos pengeluaran dan pos
penerimaan saja untuk berbagai jenis transaksi.
Ketika unit
usaha tersebut sudah mulai melakukan penjualan dan pembelian secara kredit,
maka mulai diadakan pos piutang dan hutang. Begitu pula ketika unit usaha ini
mulai memerlukan tambahan modal baru, baik modal perorangan (modal sendiri)
maupun modal yang berasal dari pinjaman bank (modal asing), pola pengelolaan
fungsi keuangan-nya semakin bertambah rumit, yaitu perlu dibuatnya pos
pencatatan modal. Pada tahap ini, penerimaan dan pengeluaran kas mulai
digolong-golongkan ke dalam kelompok aliran kas operasional, aliran kas
finansial (pendanaan), dan aliran kas investasi. Begitu seterusnya, semakin
besar skala suatu unit usaha, akan semakin rumit pula pola pengelolaan
keuangan-nya yang memerlukan pengawasan terhadap penerimaan dan pengeluaran
uang melalui pencatatan secara tertib dan teratur menurut suatu sistem
tertentu yang disebut dengan sistem akuntansi.
Sistem akuntansi
pada dasarnya dibuat untuk mengendalikan penerimaan dan pengeluaran, serta
menyajikan laporan keuangan yang lengkap, akurat, dan terkini. Mengingat bahwa
pelatihan ini diberikan kepada para wirausahawan pemula, maka makalah ini hanya
akan memaparkan sistem akuntansi secara umum. Dengan bekal sistem akuntansi
yang masih bersifat umum ini, diharapkan para peserta pelatihan sudah mulai
dapat mengkompilasi bukti-bukti transaksi melalui suatu proses pencatatan,
penjurnalan, pembukuan, dan pelaporan hingga menghasilkan output yang dikenal
sebagai laporan keuangan.
Siklus Pendapatan
Siklus
Pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang ,baik secara tunai maupun
kredit, return penjualan, dan
penghapusan piutang.
1.
penjualan barang secara tunai yaitu transaksi penjualan
yang barangnya diserahkan oleh fungsi pengiriman kepada pembeli jika fungsi
penerimaan kas telah menerima uang dari pembeli.
2.
penjualan barang secara kredit yaitu transaksi
penjualan yang order dari pembeli telah dipenuhi dengan pengiriman barang untuk
jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pembeli.
3.
return penjualan yaitu pengembalian barang yang
dilakukan pembeli kepada penjual karena order tidak sesuai dengan yang
diinginkan maka pendapatan dapat berkurang.
4.
penghapusan piutang yaitu suatu kebijakan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menhapus piutang karena pembeli tidak mampu
melunasi utangnya sehingga mengurangi pendapatan. Misalnya : pembeli sakit
jiwa(gila),meninggal dunia.
Sistem Akuntansi Dalam Siklus Pendapatan
Siklus
pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi berikut ini :
1.
Sistem penjualan tunai, yang terdiri dari beberapa
prosedur berikut ini :
a.
Prosedur order penjualan
b.
Prosedur penerimaan kas
c.
Prosedur penyerahan barang
d.
Prosedur pencatatan penerimaan kas
e.
Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai
f.
Prosedur pencatatan harga pokok produk barang jadi yang
dijual
2.
Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari beberapa
prosedur berikut ini :
a.
Prosedur order penjualan
b.
Prosedur persetujuan kredit
c.
Prosedur pengiriman barang
d.
Prosedur pencatatan piutang
e.
Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit
f.
Prosedur pencatatan harga pokok produk barang jadi yang
dijual
3.
Sistem return penjualan, yang terdiri dari beberapa
prosedur berikut ini :
a.
Prosedur penerimaan barang
b.
Prosedur pencatatn piutang
c.
Prosedur pencatatan return penjualan
4.
Sistem penghapusan piutang, yang terdiri dari beberapa
prosedur berikut ini :
a.
Prosedur pembuatan bukti memorial
b.
Prosedur pencatatan piutang
Unit organisasi yang terkait
Dalam struktur
organisasi mempunyai berbagai fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan
berada di tangan unit organisasi berikut ini :
Fungsi
|
Nama Unit
Organisasi Pemegang Fungsi
|
|
Bagian order penjualan
Bagian kredit
Bagian gudang
Bagian pengiriman
Bagian penagihan
Bagian piutang
Bagian kartu persediaan dan
kartu biaya
Bagian jurnal, buku besar dan
laporan
Bagian penerimaan barang
Bagian kasa
|
Fungsi
tiap unit organisasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Bagian order penjualan :
a.
Sistem penjualan kredit berfungsi menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pembeli
untuk menambah informasi yang belum ada dalam surat
order tersebut (spesifi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit,
menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang yang akan dikirim,
dan mengisi surat
order pengiriman.
b.
Membuat “Back Order” pada saat diketahui tidak
tersedianya barang persediaan untuk memenuhi order pembeli dan memo kredit
untuk return penjualan.
c.
Sistem penjualan tunai berfungsi untuk membuat faktur
penjualan tunai yang memungkinkan bagian kasa menerima kas dari pembeli dan
yang merupakan perintah kepada bagian pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli.
2.
Bagian kredit : meneliti status kredit pembeli dan
memberikan otorisasi pembelian kredit kepada pembeli juga sebagai pembuat
memorial atas dasar surat
keputusan direktur keuangan untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat
ditagih.
3.
bagian gudang : menyimpan barang dan menyiapkan barang
yang dipesan oleh pembeli serta menyerahkan barang kepada bagian pengiriman.
4.
bagian pengiriman :
system penjualan
kredit berfungsi untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang didapatkanyan
dari bagian order penjualan.
System penjualan
tunai berfungsi utuk menyerahkan barang kepada pembeli yang telah melunasi
harga barang.
Mengirimkan
kembali barang yang telah dibeli perusahaan kepada pemasokdalam transaksi
return pembelian
5.
bagian penagihan : berfungsi membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pembeli, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan
encatatan transaksi penjualan oleh bagian piutang
6.
bagian piutang : berfungsi untuk mencatatan piutang
yang timbul dari transaksi penjuualan kredit, mencatatan berkurangnya piutang
karena transaksi return penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan
piutang yang tidak tertagih, dan membuat pernyataan piutang kepada pembeli.
7.
bagian kartu persediaan dan kartu biaya berfungsi untuk
mencatat harga pokok produk jadi yangb dijual dalam kartu persediaan dan
mencatat harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dalam transaksi
return penjualan
8.
bagian jurnal, buku besar, dan laporan berfunsi
mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan tunai dalam jurnal penjualan
, dan transaksi return penjualan, dan penghapusan piutang dalam jurnal umum.
9.
bagian penerimaan berfungsi menerima barang, baik yang
berasal dari transaksi pembelian maupun yang berasal dari transasksi return
penjualan.
10. bagian
kasa berfungsi menerima kas dari pembeli, dan menyetorkannya ke bank.
Dokumen
Dokumen
yang digunakan dalam siklus pendapatan dibagi menjadi dua golongan : dokumen
sumber (source documents) yaitu dokumen yang dipekai sebagai dasar pencatatan
ke dalam catatan akuntansi, dan dokumen pendukung(corrorating documents atau
dokumen penguat) yaitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi.
Surat order pengiriman merupakan dokumen penting untuk memproses
penjualan kredit kepada pembeli : berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari :
1.
surat order pengiriman
yaitu dokumen yang merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan
otorisasi kepada bagian pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah
dan spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut.
2.
tembusan kredit (credit copy) yaitu merupakan dokumen
yang digunakan untuk memperoleh status kredit pembeli dan untuk mendapatkan
otorisasi penjualan kredit dar I bagian kredit.
3.
surat
pengakuan (acknowledgement copy) yaitu dokumen yang dikirimkan oleh bagian
order penjualan kepada pembeli untuk memberitahuakan bahwa ordernya telah
diterima dan dalam proses pengiriman.
4.
surat muat (bill of lading) yaitu dokumen yang
digunakan untuk bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan
angkutan umum.surat muat ini biasanya dibuat rangkap 3 lembar, 2 lembar untuk
perusahaan angkutan umum dan 1 lembar disimpan oleh perusahaan setelah ditanda
tangani oleh wakil perusahaan anglkutan umum.
5.
slip pembungkus (packing slip) yaitu dokumen yang
ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan bagian penerimaan pembeli
mengidentifikasi barang – barang yang diterimanya.
6.
tembusan gudang (werehouse copy) yaitu tembusan surat order pengiriman
yang dikirim kebagian gudang untuk
menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang yang tercantum didalamnya.
7.
arsip pengawasan pengiriman (sales order follow-up
copy) yaitu tembusan surat
order pengiriman yang diarsip oleh bagian order penjualan menurut tanggal
pengiriman yang dijanjikan.
8.
arsip indek silang (cross-index file copy) yaitu
tembusan surat
order pengiriman yang diarsipkan secara alfabet menurut nama pembeli untuk
memudahkan menjawab pertanyaan – pertanyaan dari pembeli mengenai status
pesanannya.
Faktur penjualan
merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.
Berbagai tembusan faktur penjualan terdiri dari :
1.
faktur penjualan (customer copyes) yaitu dokumen yang
merupakan sumber pertama yang dikirim kepada pembeli dan jumlahnya tergantung
dari permintaan pembeli.
2.
tembusan piutang (account receivable copy) yaitu merupakan
tembusan faktur penjualan yang dikirimkan ke bagian piutang sebagai dasar untuk
mencatat piutang dalam kartu piutang.
3.
tembusan jurnal penjualan (sale journal copy) yaitu merupakan
tembusan yang di kirimkan ke bagian jurnal, buku besar, laporan sebagai dasar
untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.
4.
tembusan analisis (analisis copy) yaitu merupakan
tembusan yang dikirim kebagian kartu persediaan dan kartu biaya sebagai dasar
untuk menghitung harga pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan,
untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi pramuniaga(salesperson).
5.
tembusan pramuniaga (salesperson copy) yaitu tembusan
yang dikirimkan kepada pramuniaga untuk memberitahu bahwa order dari pembeli
yang lewat ditangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkan dirinya untuk
menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.
Dalam transaksi
penjualan tunai, dokumen – dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.
faktur penjualan tunai yaitu dokumen yang digunakan
sebagai dokumen sumber dalam pencatatan penerimaan kas dari penjualan tunai
kedalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
2.
pita register kas yaitu dokumen yang dihasilkan bagian
kasa dengan menggunakan mesin register kas.
3.
bukti setor bank yaitu dokumen yang merupakan bukti
telah disetorkannya cek atau uang tunai ke bank oleh bagian kasa.
Dalam transaksi
return penjualan,dokumen yang digunakan adalah :
1.
memo kredit yaitu dokumen yang dibuat oleh bagian
penjualan untuk memberikan otorisasi kepada bagian penerimaan untuk menerima
barang yang dikembalikan oleh pembeli.
2.
laporan penerimaan kas yaitu dokumen yang dibuat oleh
bagian penerimaan sebagai bukti telah diterimanya kembali barang yang telah
dijual dalam transaksi return penjualan.
Dalam transaksi
penghapusan piutang, dokumen yang digunakan adalah :
1.
bukti memorial yaitu dokumen yang dimuat oleh bagian
kredit sebagai perintah kepada bagian piutang mengedit kartu piutang dengan
adanya penghapusan piutang kepada pembeli tertentu.
2.
surat keputusan direktur
keuangan tentang penghapusan piutang yaitu surat otorisasi penghapusan piutang dari
pejabat yang tinggi wewenangnya yaitu direktur keuangan maupun dari dewan
komisaris.
Catatan akuntansi
Catatan akuntansi beserta fungsinya yang digunakan dalam siklus
pendapatan adalah :
1.
jurnal penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi
penjualan kredit dan penjualan tunai berdasarkan dokumen sumber faktur
penjualan tunai dan faktur penjualan kredit. Rekening yang didebit dikredit adalah
:
piutang dagang xx
penjualan tunai xx
hasil penjualan xx
2.
jurnal penerimaan kas yaitu catatan yang digunakan
untuk mencatat transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai berdasarkan
dokumen sumber faktur penjualan tunai. Rekening yang didebit dan dikredit
adalah :
kas xx
penjualan tunai xx
3.
jurnal umum yaitu catatan yang digunakan untuk mencatat
transaksi return penjualan berdasarkan dokumen memo kredit, transaksi
penghapusan hutang dan pencatatan harga pokok produk yang dijual berdasarkan
dokumen bukti memorial.
Rekening yang didebit dan dikredit dalam pencatatan transaksi return
penjualan adalah :
hasil penjualan xx
piutang
dagang xx
Rekening yang didebit dan dikredit dalam pencatatan harga pokok produk
yang dijual adalah
Harga
pokok penjualan xx
Persediaan
produk jadi xx
Rekening yang didebit dan dikredit dalam pencatatan penghapusan piutan
adalah :
Cadangan
kerugian piutang xx
Piutang
dagang xx
4.
kartu piutang yaitu catatan yang berfungsi sebagai buku
pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada pembeli
tertentu berdasarkan sumber faktur penjualan.
5.
kartu persediaan yaitu catatan yang berfungsi sebagai
buku pembantu yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi tertentu yang
dijual berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
Buku besar .
Rekening buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah :
a.
kas
b.
piutang dagang
c.
persediaan produk jadi
d.
hasil penjualan
e.
penjualan tunai
f.
harga pokok penjualan
g.
cadangan kerugian piutang.
Cara Membuat Box Untuk Tukar Link
Cara
ini sangat sederhana sekali,anda tinggal menempatkan kode yang nanti saya
berikan,kedalam New Gadget pada Blog
anda.Pertama,copy kode berikut ini:
<textarea rows="3" cols="17"
style="width: 245px; height: 83px; color: Black; background-color:
white;" readonly="readonly"><a
href="http://brutality.blogspot.com/" target="_blank" title="Brutality"</a></textarea>
Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
Secara umum manajer menengah (middle manager) adalah
lapisan manajerial di dalam organisasi perusahaan yang berada di bawah manajer
puncak tapi di atas penyelia (supervisor) dan tenaga profesional. Karena
posisi yang demikian maka menurut teori fungsi mereka amat penting, yakni
sebagai jembatan antara manajemen puncak yang membuat keputusan strategis
dengan jaringan operasional di bawahnya.
Itulah sebabnya, manajer menengah memiliki peran yang cukup penting. Sebab para manajer menengahlah yang menjadikan keputusan strategi penentu kebijakan disuatu organisasi bisnis bisa dilaksanakan sesuai dengan capaian yang telah ditetapkan. Selain itu, mereka juga memberikan masukan puncak sebelum menyusun keputusan strategis.
Berdasarkan posisinya itulah, manajer menengah juga berperan sebagai sumber informasi primer bagi manajemen puncak. Terutama menyangkut informasi tentang perusahaan. Atas dasar ini pula, masih menurut Hady, maka peran manajer menengah tak bisa dihilangkan meski informasi telah berkembang menjadi sedemikian canggih.
Kehadiran manajer menengah biasa terdapat di perusahaan yang telah berkembang menjadi besar. Sebab pada tingkat perkembangan tertentu manajer puncak tidak akan mampu menanggung lagi beban pekerjaan. Definisi ini mungkin agak kurang pas karena perusahaan tidak berkembang tunggal tapi ada yang juga beranak pinak, sehingga pengertian manajer menengah tidak sekadar menggantikan manajer puncak.
Seperti terjadi di sebuah kelompok usaha yang punya perusahaan afiliasi, seorang direktur di anak perusahaan atau startegic business unit (SBU) juga disebut manajer menengah. Begitupun dengan direktur yang hanya membawahkan beberapa perusahaan dalam satu divisi biasa disetarakan dengan sebutan manajer menengah.
Masih berkaitan dengan posisinya yang 'terjepit' diantara karyawan dengan pimpinan puncak, seorang manajer menengah mesti memiliki wawasan maupun pengetahuan yang luas, disamping kemampuan manajerial.
Sebagai sumberdaya manusia dengan kualifikasi sebagai pemimpin, sehingga perlu dimaksimalkan. Kalau mereka tak dioptimalkan maka kerja perusahaan menjadi tidak efisien, artinya terjadi biaya mahal dan muaranya konsumen harus membeli 'produk' dengan mahal dan ujungnya lagi harga mahal adalah satu titik pada lemah dalam persaingan.
Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meneguhkan arti penting dan strategisnya peran manajer menengah. Selain semakin menonjolnya peran para manajer, kecenderungan ini juga ditandai oleh berkembangnya organisasi bisnis menjadi organisasi yang pipih katimbang berbentuk kerucut
Peran penting lainnya manajer menengah yang tak bisa dianggap enteng adalah sebagai sumber perubahan. Jika pemimpin puncak lebih berperan menetapkan visi perusahaan, , manajer menengahlah yang justru sebagai pendorong perubahan. ''Tugas mereka ini adalah mengubah mindset (paradigma), behaviour (prilaku) dan skill (keahlian). Inti dari ketiganya adalah keteladanan dari bagaimana menjalankan perubahan,
Itulah sebabnya, manajer menengah memiliki peran yang cukup penting. Sebab para manajer menengahlah yang menjadikan keputusan strategi penentu kebijakan disuatu organisasi bisnis bisa dilaksanakan sesuai dengan capaian yang telah ditetapkan. Selain itu, mereka juga memberikan masukan puncak sebelum menyusun keputusan strategis.
Berdasarkan posisinya itulah, manajer menengah juga berperan sebagai sumber informasi primer bagi manajemen puncak. Terutama menyangkut informasi tentang perusahaan. Atas dasar ini pula, masih menurut Hady, maka peran manajer menengah tak bisa dihilangkan meski informasi telah berkembang menjadi sedemikian canggih.
Kehadiran manajer menengah biasa terdapat di perusahaan yang telah berkembang menjadi besar. Sebab pada tingkat perkembangan tertentu manajer puncak tidak akan mampu menanggung lagi beban pekerjaan. Definisi ini mungkin agak kurang pas karena perusahaan tidak berkembang tunggal tapi ada yang juga beranak pinak, sehingga pengertian manajer menengah tidak sekadar menggantikan manajer puncak.
Seperti terjadi di sebuah kelompok usaha yang punya perusahaan afiliasi, seorang direktur di anak perusahaan atau startegic business unit (SBU) juga disebut manajer menengah. Begitupun dengan direktur yang hanya membawahkan beberapa perusahaan dalam satu divisi biasa disetarakan dengan sebutan manajer menengah.
Masih berkaitan dengan posisinya yang 'terjepit' diantara karyawan dengan pimpinan puncak, seorang manajer menengah mesti memiliki wawasan maupun pengetahuan yang luas, disamping kemampuan manajerial.
Sebagai sumberdaya manusia dengan kualifikasi sebagai pemimpin, sehingga perlu dimaksimalkan. Kalau mereka tak dioptimalkan maka kerja perusahaan menjadi tidak efisien, artinya terjadi biaya mahal dan muaranya konsumen harus membeli 'produk' dengan mahal dan ujungnya lagi harga mahal adalah satu titik pada lemah dalam persaingan.
Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meneguhkan arti penting dan strategisnya peran manajer menengah. Selain semakin menonjolnya peran para manajer, kecenderungan ini juga ditandai oleh berkembangnya organisasi bisnis menjadi organisasi yang pipih katimbang berbentuk kerucut
Peran penting lainnya manajer menengah yang tak bisa dianggap enteng adalah sebagai sumber perubahan. Jika pemimpin puncak lebih berperan menetapkan visi perusahaan, , manajer menengahlah yang justru sebagai pendorong perubahan. ''Tugas mereka ini adalah mengubah mindset (paradigma), behaviour (prilaku) dan skill (keahlian). Inti dari ketiganya adalah keteladanan dari bagaimana menjalankan perubahan,
Motivasi sebagai “proses
psikologikal yang yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya
persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan kearah tujuan tertentu”
Motivasi sebagai “kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu” Motivasi adalah “hasil
proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang
menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan
tindakan tertentu” TEORI MOTIVASI
Menurut Landy &
Becker (1987) teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori
kebutuhan (need theory), teori keadilan (equity theory), teori
ekpektansi (expectancy theory) dan teori penetapan tujuan (goal-setting
theory)
SIFAT-SIFAT MANUSIA
- Sebuah fenomin individual-masing-masing individu bersifat unik dan fakta tersebut harus diingat pada riset motivasi.
- Motivasi bersifat intensional-apabila seseorang karyawan melaksanakan suatu tundkaan maka hal tersebut disebabkan karena orang tersebut secara sadar telah mimilih tindkaan tersebut.
- Motivasi memiliki macam-macam fase-para periset telah menganalisis berbagai macam aspek motivasi dan termasuk didalamnya bagaimana motivasi tersebut ditimbulkan, bagaimana ia diarahkan dan pengaruh apa menyebabkan timbulnya persistensinya dan bagaimana motivasi dapat dihentikan
- Tujuan teori motivasi adalah memprediksi prilaku-perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, prialku dan kinerja. Motivasi penebab prialku, andaikata prialku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi (Mitchell, 1982:88)
SEPULUH MOTIVATOR KERJA
- Pemerkaya jabatan (job enrichment) dan rotasi kerja
- Partisipasi
- Manajemen berdasarkan hasil
- Manajer penggandaan
- Kekuatan fikiran
- Hubungan manusia yang realistis
- Lingkungan kerja dimana pekerjaan dilaksanakan
- Jam kerja yang fleksibel
- Kritik efektif
- Tiada kesalahan sama sekali
MENURUNNYA SEBUAH
MOTIVASI
Kekuatan sebuah motivasi
cenderung menyusut apabila terpenuhi atau terhalangi dalam pemenuhannya yang
antara lain :
- Kebutuhan yang sudah dipenuhi, bukan lagi sebuah motivator prilaku
- Pemenuhan kebutuhan yang terhalangi akan pencapaian kepuasannya.
- disonansi kognitif (motiv yang terhalangi dan prilaku penyeusian yang terus menerus tidak berhasil dapat menyebakan timbulnya bentuk-bentuk prialaku penyesuaian yang tidak rasional)
- Frustasi (dihalanginya pencapaian tujuan bisa menyebabkan frustasi dengan prilaku seperti agressi, regresi, fiksasi dan resignasi)
- Rasionalisasi (mengemukakan dalih-dalih karena ketidakmampuannya)
- Regresi (tidak berprilaku sesuai dengan umur)
- Fiksasi (apabila seseorang terus menerus memperlihatkan pola prilaku sama, terus menerus, walaupun pengalaman menunjukan bahwa hal tersebut tdiak memberikan hasil apa-apa)
- resignasi/apati (frustasi dalam jangka waktu lama dan kehilangan harapan sehingga menarik diri dari kenyataan.
Fungsi fundamental ke tiga dalam perusahaan setelah menata
perencanaan dan pengorganisasian adalah bagaimana cara menggerakan manusia
secara sukarela untuk melakukan aktiftas personal yang sesuai dengan tujuan
perusahaan. "Menggerakan merupakan usaha untuk menggerakan anggota
kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut
oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut"
Menurut McGregor berpendpat bahwa ada premis dasar yang
merupakan pandangan yang berlawanan dalam bentuk teori x dan teori y dengan
Ciri-ciri teori X adalah berasumsi :
- kebanyakan pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sedikit mungkin dan mereka umumnya menentang perubahan.
- kebanyakan pekerja harus dibujuk, diberikan penghargaan, diuhukum dan diawasi untuk mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.
- kebanyakan pekerja ingin diberikn pengarahan oleh seorang manajer formal dan dimana ada kesempatan mereka berusaha untuk menghindri tnggungjawab.
Kepemimpinan Transformasional.
Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen
terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga
bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih
konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai sasaran
organisasional.
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional di definisikan (Bass,
1985), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja,
dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka
lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti,
sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala
pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas
dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan
tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi (Bass,
1985).
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi
oleh Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin
politik. Burns, menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai proses yang
padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas
dan motivasi yang lebih tinggi”, seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan,
dan bukan di dasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan
sosial, atau kebencian (Burns, 1997).
Dengan cara demikian, antar pimpinan dan bawahan terjadi kesamaan
persepsi sehingga mereka dapat mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin
dicapai organisasi. Melalui cara ini, diharapkan akan tumbuh kepercayaan,
kebanggan, komitmen, rasa hormat, dan loyal kepada atasan sehingga mereka mampu
mengoptimalkan usaha dan kinerja mereka lebih baik dari biasanya. Ringkasnya,
pemimpin transformasional berupaya melakukan transforming of visionary menjadi
visi bersama sehingga mereka (bawahan plus pemimpin) bekerja untuk mewujudkan
visi menjadi kenyataan. Dengan kata lain, proses transformasional dapat
terlihat melalui sejumlah perilaku kepemimpinan seperti ; attributed
charisma, idealized influence, inspirational motivation, intelectual
stimulation, dan individualized consideration. Secara ringkas perilaku
dimaksud adalah sebagai berikut.
Attributed charisma. Bahwa kharisma secara tradisional dipandang
sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin
kelas dunia. Penelitian membuktikan bahwa kharisma bisa saja dimiliki oleh
pimpinan di level bawah dari sebuah organisasi. Pemimpin yang memiliki ciri
tersebut, memperlihatkan visi, kemampuan, dan keahliannya serta tindakan yang
lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain
(masyarakat) daripada kepentingan pribadi. Karena itu, pemimpin kharismatik
dijadikan suri tauladan, idola, dan model panutan oleh bawahannya, yaitu idealized
influence.
Idealized influence. Pemimpin tipe ini berupaya mempengaruhi
bawahannya melalui komunikasi langsung dengan menekankan pentingnya
nilai-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan keyakinan, serta memiliki tekad untuk
mencapai tujuan dengan senantiasa mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik
dari setiap keputusan yang dibuat. Ia memperlihatkan kepercayaan pada
cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai hidupnya. Dampaknya adalah dikagumi,
dipercaya, dihargai, dan bawahan berusaha mengindentikkan diri dengannya. Hal
ini disebabkan perilaku yang menomorsatukan kebutuhan bawahan, membagi resiko
dengan bawahan secara konsisten, dan menghindari penggunaan kuasa untuk
kepentingan pribadi. Dengan demikian, bawahan bertekad dan termotivasi untuk
mengoptimalkan usaha dan bekerja ke tujuan bersama.
Inspirational motivation. Pemimpin transformasional bertindak
dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan melalui
pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan. Bawahan diberi untuk
berpartisipasi secara optimal dalam hal gagasan-gagasan, memberi visi mengenai
keadaan organisasi masa depan yang menjanjikan harapan yang jelas dan
transparan. Pengaruhnya diharapkan dapat meningkatkan semangat kelompok,
antusiasisme dan optimisme dikorbankan sehingga harapan-harapan itu menjadi
penting dan bernilai bagi mereka dan perlu di realisasikan melalui komitmen
yang tinggi.
Intelectual stimulation. Bahwa pemimpin mendorong bawahan untuk
memikirkan kembali cara kerja dan mencari cara-cara kerja baru dalam
menyelesaikan tugasnya. Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan
menerima dan mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja mereka, mencari
cara-cara baru dalam menyelesaikan tugas, dan merasa menemukan cara-cara kerja
baru dalam mempercepat tugas-tugas mereka. Pengaruh positif lebih jauh adalah
menimbulkan semangat belajar yang tinggi (oleh Peter Senge, hal ini disebut
sebagai “learning organization”).
Individualized consideration. Pimpinan memberikan perhatian pribadi
kepada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan
menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. Pengaruh terhadap bawahan
antara lain, merasa diperhatian dan diperlakukan manusiawi dari atasannya.
Dengan demikian, kelima perilaku tersebut diharapkan mampu berinteraksi
mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku bawahan untuk mengoptimalkan usaha
dan performance kerja yang lebih memuaskan ke arah tercapainya visi dan misi
organisasi.
- Kepemimpinan Transaksaksional.
Pengertian kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang
intinya menekankan transaksi di antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan
transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan
cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah
transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila bawahan mampu
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama.
Alasan ini mendorong Burns untuk mendefinisikan kepemimpinan transaksional
sebagai bentuk hubungan yang mempertukarkan jabatan atau tugas tertentu jika
bawahan mampu menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan
transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis
untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak yang
telah mereka setujui bersama.
Menurut Bass (1985), sejumlah langkah dalam proses transaksional yakni;
pemimpin transaksional memperkenalkan apa yang diinginkan bawahan dari
pekerjaannya dan mencoba memikirkan apa yang akan bawahan peroleh jika hasil
kerjanya sesuai dengan transaksi. Pemimpin menjanjikan imbalan bagi usaha yang
dicapai, dan pemimpin tanggap terhadap minat pribadi bawahan bila ia merasa
puas dengan kinerjanya.
Dengan demikian, proses kepemimpinan transaksional dapat ditunjukkan
melalui sejumlah dimensi perilaku kepemimpinan, yakni; contingent reward,
active management by exception, dan passive management by exception. Perilaku
contingent reward terjadi apabila pimpinan menawarkan dan menyediakan sejumlah
imbalan jika hasil kerja bawahan memenuhi kesepakatan. Active management by
exception, terjadi jika pimpinan menetapkan sejumlah aturan yang perlu ditaati
dan secara ketat ia melakukan kontrol agar bawahan terhindar dari berbagai kesalahan,
kegagalan, dan melakukan intervensi dan koreksi untuk perbaikan. Sebaliknya,
passive management by exception, memungkinkan pemimpin hanya dapat melakukan
intervensi dan koreksi apabila masalahnya makin memburuk atau bertambah serius.
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan utama antara kepemimpinan
transformasional dan transaksional dapat diidentifikasi yakni, bahwa inti teori
kepemimpinan transaksional terutama menjelaskan hubungan antara atasan dan
bawahan berupa proses transaksi dan pertukaran (exchanges process) yang
bersifat ekonomis, sementara teori kepemimpinan transformasional pada
hakikatnya menjelaskan proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari
nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi
organisasi. Hal ini bermakna, bahwa pandangan teori kepemimpinan transaksional
mendasarkan diri pada pertimbangan ekonomis-rasional, adapun teori kepemimpinan
transformasional melandaskan diri pada pertimbangan pemberdayaan potensi
manusia. Dengan kata lain, tugas pemimpin transformasional adalah memanusiakan
manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan
peran karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju
aktualisasi diri yang nyata.
Minggu, 19 Agustus 2012
E - commerce
Apakah e-commerce (e-dagang)?(what is
e-commerce?)
Umumnya
orang berfikir e-commerce adalah online shopping - belanja di Web, membeli
barang melalui Web. Terus terang Web shopping / online shopping sebetulnya
hanya sebagian kecil sekali dari belantara e-commerce. Web shopping yang
termasuk di dalamnya transaksi online stok, men-download software langsung dari
web sebetulnya menghubungkan bisnis ke konsumen ini hanya sekitar 20% dari
total e-commerce, sedang sebagian besar sebetulnya lebih banyak berupa hubungan
dagang bisnis ke bisnis yang memudahkan proses pembelian antar
perusahaan-perusahaan. Banyak orang berharap supaya dimungkinkan terjadinya
transaksi mikro yang memungkinkan orang membayar dalam bentuk recehan, beberapa
ribu / ratus rupiah untuk mengakses content atau game di Internet.
Transaksi
yang sangat hot di e-commerce untuk barang-barang dagangan di Internet maupun
melalui media elektronik lainnya, menurut Simba Information <http://www.simbanet.com/> yang merupakan
best seller adalah produk komputer, produk konsumer, buku dan majalah, musik
dan produk entertainment (audio, video, TV).
Dari berbagai statistik yang ada tampaknya e-commerce
akan semakin marak, terutama di amerika serikat tentunya. International Data
Corporation <http://www.idc.com/>
memprojeksikan bahwa 46 juta orang amerika akan membeli melalui e-commerce
berbagai barang senilai US$ 16 juta di tahun 2001, dan US$54 juta di tahun
2002. Forrester
Research <http://www.forrester.com/>
memprediksikan sales e-commerce sekitar US$7 juta di tahun 2000. Untuk jangka
panjang, Morgan Stanley Dean Witter <http://www.deanwitter.com/>
meng-estimasikan penjualan melalui e-commerce pada tahun 2005 antara US$21 juta
s/d US$115 juta.
Tentunya
bagi Indonesia yang jumlah
pengguna Internet-nya masih sedikit belum sebanyak US, kecuali kalau WARNET-WARNET
makin marak. Strategi e-commerce akan menjadi lain - tampaknya yang menjadi hot
sekarang ini justru situs-situs berita, seperti kompas.com, detik.com. Sebuah
permulaan yang baik untuk membangun community yang bukan mustahil berlanjut ke
focus groups dan e-commerce bisnis ke bisnis.
OLEH
ESTHER DWI MAGFIRAH Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave (1980) telah
memprediksikan bahwa di era milenium ketiga, teknologi akan memegang peranan
yang signifikan dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern ini akan mengimplikasikan berbagai perubahan dalam kinerja
manusia.
Salah satu produk
inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconection networking)
yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Aplikasi internet saat ini telah
memasuki berbagai segmen aktivitas manusia, baik dalam sektor politik, sosial,
budaya, maupun ekonomi dan bisnis. Dalam bidang perdagangan, internet mulai
banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis terutama karena
kontribusinya terhadap efisiensi. Aktivitas perdagangan
melalui media internet ini populer disebut dengan electronic commerce
(e-commerce). E-commerce tersebut terbagi atas dua segmen yaitu
1. Business
to business e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha) dan
2. Business
to consumer e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha dengan konsumen).
Di
Indonesia, fenomena e-commerce ini sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan
munculmya situs http:// www.sanur.com
<http://www.sanur.com/> sebagai toko buku on-line pertama.
Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 tersebut mulai bermunculan berbagai situs yang melakukan
e-commerce. Sepanjang tahun 1997-1998 eksistensi e-commerce di Indonesia sedikit
terabaikan karena krisis ekonomi namun di tahun 1999 hingga saat ini kembali
menjadi fenomena yang menarik perhatian meski tetap terbatas pada minoritas
masyarakat Indonesia yang mengenal teknologi. Salah seorang pakar internet Indonesia, Budi Raharjo, menilai bahwa Indonesia
memiliki potensi dan prospek yang cukup menjanjikan untuk pengembangan
e-commerce.
Berbagai kendala yang dihadapi dalam
pengembangan e-commerce ini seperti keterbatasan infrastruktur, ketiadaan
undang-undang , jaminan keamanan transaksi dan terutama sumber daya manusia
bisa diupayakan sekaligus dengan upaya pengembangan pranata e-commerce itu
(Info Komputer edisi Oktober 1999: 7). Bagaimanapun, kompetensi teknologi dan manfaat yang diperoleh memang
seringkali harus melalui proses yang cukup panjang. Namun mengabaikan
pengembangan kemampuan teknologi akan menimbulkan ekses negatif di masa depan.
Keterbukaan dan sifat proaktif serta antisipatif merupakan alternatif yang
dapat dipilih dalam menghadapi dinamika perkembangan teknologi.
Learning
by doing adalah alternatif terbaik untuk menghadapi fenomena e-commerce karena
mau tak mau Indonesia
sudah menjadi bagian dari pasar e-commerce global. Meski belum sempurna ,
segala sarana dan pra-sarana yang tersedia dapat dimanfaatkan sambil terus
direvisi selaras dengan perkembangan mutakhir. Dalam bidang hukum misalnya,
hingga saat ini Indonesia
belum memiliki perangkat hukum yang mengakomodasi perkembangan e-commerce. Padahal pranata hukum merupakan salah satu ornamen utama
dalam bisnis. Dengan tiadanya regulasi khusus yang mengatur perjanjian virtual,
maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet tersebut akan diatur
oleh hukum perjanjian non elektronik yang berlaku. Hukum perjanjian Indonesia
menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUHPerd. Asas ini
memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu
perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. Dengan
demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan
hukum diantara mereka.
Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce
menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi.
Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Didalam hukum perikatan Indonesia
dikenal apa yang disebut ketentuan hukum pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia
untuk dipergunakan oleh para pihak yang membuat perjanjian apabila ternyata
perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu hal ternyata kurang lengkap atau belum
mengatur sesuatu hal. Ketentuan hukum pelengkap itu terdiri dari ketentuan umum
dan ketentuan khusus untuk jenis perjanjian tertentu.
Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang
diatur dalam KUHPerd, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model
transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti
internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak diperjanjikan
lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang
diatur dalam Buku III KUHPerd berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce
di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce tersebut timbul
sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan
tersebut. Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-commerce
merupakan model perjanjian jual-beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang
berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya
jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung
ketentuan jual-beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan
konteks e-commerce.
Oleh karena itu perlu analisis apakah ketentuan hukum
yang ada dalam KUHPerd dan KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan
hakekat e-commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-commerce.
Beberapa Istilah yang
perlu diketahui dalam E-commerce, diantara-nya adalah:
1. Digital atau electronic cash :
juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan untuk beberapa pola / metoda
yang memungkinkan seseorang untuk membeli barang atau jasa dengan cara
mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer yang lain. Nomor tersebut,
seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh sebuah bank dan
merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan yang dibawa oleh
digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti
uang cash biasa. Hal ini merupakan
perbedaan utama antara e-cash dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk
informasi lebih lanjut dapat dilihat di PC Webopaedia <http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm>.
2. Digital money :
adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme pembayaran
elektronik di Internet. Yahoo <http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/>
Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ <http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/> mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.
Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ <http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/> mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.
3. Disintermediation :
adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada saat perusahaan
yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan menjual secara
langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional – seperti toko dan
jasa mail order – akan kehilangan pekerjaan.
4. Electronic checks :
pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash <http://www.cybercash.com/>,
sistem check elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check
di bank pelanggan untuk membayar PAM atau telepon.
5. Electronic wallet :
Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet <http://www.cybercash.com/>,
akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk
terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian pada situs
Web yang mendukung electronic wallet tersebut. Jika anda ingin membeli sesuatu
pada toko yang mendukung electronic wallet, maka pada saat menekan tombol Pay
maka proses pembayaran melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara
aman oleh server perusahaan electronic wallet. Vendor browser pada saat ini
telah berusaha untuk melakukan negosiasi untuk memasukan teknologi e-wallet
tadi ke produk mereka.
6. Extranet :
adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan
internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun
pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk mengembangkan aplikasi
e-commerce yang memungkinkan menyambungkan semua aspek bisnis, dari proses
pemesanan hingga pembayaran.
7. Micropaymet :
transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan ribu
rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi.
Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat revolusi di dunia
e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone <http://espn.sportszone.com/>
menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1 untuk mengaskses situs mereka selama
satu hari – tanpa perlu membayar penuh langganan bulanan. Kenyataan di lapangan
sebagian besar pelanggan yang potensial tidak terlalu bersedia untuk
bermain-main dengan micropayment.
Beberapa
permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-commerce,
antara lain:
1. Otentikasi subyek
hukum yang membuat transaksi melalui internet;
2. Saat perjanjian
berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum ;
3. Obyek transaksi yang diperjualbelikan;
4. Mekanisme peralihan hak;
5. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang
terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti
perbankan, internet service provider (ISP), dan lain-lain;
6. Legalitas dokumen
catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti .
7. Mekanisme
penyelesaian sengketa;
8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam
penyelesaian sengketa.
Sebagai fenomena yang relatif baru, bertransaksi bisnis
melalui internet memang menawarkan kemudahan . Namun memanfaatkan internet
sebagai fondasi aktivitas bisnis memerlukan tindakan terencana agar berbagai
implikasi yang menyertainya dapat dikenali dan diatasi. E-commerce
terdiri dari dua kategori business to business e-commerce dan business to
consumer e-commerce. § Business to consumer e-commerce berhubungan dengan
customer life cycle dari awareness sebuah produk pada prospek costumer sampai
dengan order dan pembayaran atau juga sampai dengan pelayanan dan dukungan
kepada customer.
Alat
yang digunakan dalam cycle ini adalah business to customer web site. § Business
to business e-commerce melibatkan cycle dari awareness, riset produk,
pembandingan, pemilihan supplier sourching, transaksi fulfillment, post sales
support.
Alat
yang berperan adalah EDI, dan business to business web site (Komputer No. 175
edisi Juli 2000: 4). Implementasi e-commerce secara efektif adalah
mentransformasikan paradigma perdagangan fisik ke perdagangan virtual, yang
memangkas middle man dan lebih menekankan kepada nilai kolaborasi melalui
networking antara supplier, retailler, konsumen, bank, transportasi, asuransi,
dan pihak terkait lainnya (Utoyo, 1999: 5). Segmen business to business
e-commerce memang lebih mendominasi pasar karena nilai transaksinya yang
tinggi, namun level business to consumer e-commerce juga memiliki mangsa pasar
tersendiri yang potensial.
Di samping berbagai standar yang digunakan di
Intenet, e-commerce juga menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya
digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis.
Beberapa
standar yang sering digunakan adalah:
1. Electronic Data Interchange (EDI):
dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih
dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar
struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk
mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan
dalam corporate web site.
2. Open Buying on the Internet (OBI):
adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan
menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya.
OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI <http://www.openbuy.org/>
didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti
Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.
3. Open Trading Protocol (OTP):
OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan
proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan
pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh
beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun
Microsystems, dan British Telecom.
4. Open Profiling Standard (OPS):
sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly <http://www.firefly.com/>. OPS memungkinkan
pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing
pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk
menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi
informasi untuk proses marketing dsb.
5. Secure Socket Layer (SSL):
Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL
menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan
melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan
di public domain.
6. Secure Electronic Transactions (SET):
SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant.
Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung
oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce
dilakukan di Asia.
7. Truste <http://www.truste.org/> adalah sebuah
partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public
dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan
approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.
Dalam business to
consumer e-commerce, konsumen memiliki bargaining position yang lebih baik
dibanding dengan perdagangan konvensional karena konsumen memperoleh informasi
yang beragam dan mendetail. Melalui internet konsumen dapat memperoleh aneka
informasi barang dan jasa dari berbagai toko dalam berbagai variasi merek
lengkap dengan spesifikasi harga, cara pembayaran, cara pengiriman, bahkan
beberapa toko juga memberikan fasilitas pelayanan track and trace yang
memungkinkan konsumen untuk melacak tahap pengiriman barang yang dipesannya.
Kondisi tersebut memberi banyak manfaat bagi konsumen karena kebutuhan akan
barang dan jasa yang diinginkan dapat terpenuhi.
Selain itu juga terbuka kesempatan untuk memilih aneka
jenis dan kualitas barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan
finansial konsumen dalam waktu yang relatif efisien. Namun demikian, e-commerce
juga memiliki kelemahan. Dengan metode transaksi elektronik yang tidak
mempertemukan pelaku usaha dan konsumen secara langsung dan tidak melihat
secara langsung barang yang diinginkan bisa menimbulkan permasalahan yang
merugikan konsumen. Sebagai contoh adalah ketidaksesuaian jenis dan kualitas
barang yang dijanjikan, ketidaktepatan waktu pengiriman barang atau
ketidakamanan transaksi. Faktor
keamanan transaksi seperti keamanan metode pembayaran merupakan salah satu hal
urgen bagi konsumen.
Masalah – masalah yang timbul dalam e-commerce yang
berkaitan dengan keamanan transaksi yaitu
1. Pembajakan
kartu kredit,
2. Stock
exchange fraud,
3. Banking
fraud,
4. Hak
atas kekayaan intelektual,
5. Akses
ilegal ke system informasi (hacking) perusakan web site sampai dengan pencurian
data.
Beragam kasus-kasus yang muncul berkaitan dengan
pelaksanaan transaksi terutama faktor keamanan dalam e-commerce ini tentu
sangat riskan bagi para pihak terutama konsumen. Padahal jaminan keamanan transaksi e-commerce sangat
diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Apabila hal tersebut
terabaikan maka bisa dipastikan akan terjadi pergeseran efektivitas transaksi
e-commerce dari falsafah efisiensi menuju arah ketidakpastian yang akan
menghambat upaya pengembangan pranata e-commerce.
Sehingga muncul beberapa penghalang untuk melakukan
e-commerce diantaranya :
1. Para
pembeli / pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak
dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah
dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum
lancar betul.
2. Pelanggan
e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit,
3. Rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka,
4. Kinerja jaringan yang kurang baik.
5. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan
menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu
download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu,
6. Ketakut nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk
meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian
pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di
CommerceNet <http://www.commerce.net/>
meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut
setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika
saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang
produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan
sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian
besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan
kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.
Untuk sistem
bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap
ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan
untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi
bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk
sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan
strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis.
Kunci utama untuk
memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan
cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal
kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka
untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant
mengatakan, "E-commerce is just like any automation – it amplifies
problems with their operation they already had."
Di media massa
cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan tetapi
umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet
jauh lebih aman daripada di dunia biasa.
Keamanan E - commerce
Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu kredit
terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menghandle nomor kartu kredit
tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi
dengan cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server perusahaan.
Untuk merchants, e-commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko
karena meminimalkan kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang
paling berat adalah meyakinkan para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk
mereka.
Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu
mempercayai-nya, tapi para pakar e-commerce mengatakan bahwa transaksi
e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali
anda membayar menggunakan kartu kredit di toko, di restauran, di glodok, di
mangga dua atau melalui telepon 800 – setiap kali anda membuang resi pembelian
kartu kredit – anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit tersebut
untuk dicuri.
Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft
Internet Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer
(SSL) <http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html>,
sebuah protokol yang akan mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi
data pada saat dikirimkan melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda
enkripsi yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di
amankan menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.
Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini
mempromosikan sebuah standar tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic
Transaction (SET) <http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html>.
SET akan mengenkode nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet –
yang hanya dapat membaca nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan
kartu kredit – artinya pegawai vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali
sehingga kemungkinan terjadi pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin.
Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang
bisa menggaransi proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk
di copet dompet anda di toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di
tempat biasa.
Di Indonesia,
perlindungan hak-hak konsumen dalam e-commerce masih rentan. Undang-undang
Perlindungan Konsumen yang berlaku sejak tahun 2000 memang telah mengatur hak
dan kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang tepat untuk diterapkan
dalam e-commerce. Karakteristik yang berbeda dalam sistem perdagangan melalui
internet tidak cukup tercover dalam UUPK tersebut. Untuk itu perlu dibuat peraturan
hukum mengenai cyberlaw termasuk didalamnya tentang e-commerce agar hak-hak
konsumen sebagai pengguna internet khususnya dalam melakukan transaksi
e-commerce dapat terjamin.
Langganan:
Postingan (Atom)